Gue rasa gue akan jadi satu-satu nya manusia dimuka bumi ini
yang berani untuk menulis segala kegilaan dan kebodohan yang gue lakukan saat
keadaan mental gue masih tidak jelas dan penuh kelabilan, singkatnya, saat gue
masih Alay. ya, semua orang pada punya masa lalu atau masa alay yang buruk.
jadi, kenapa gue harus malu kan? iya.. tapi tidak dengan gue. ada masa nya
ketika gue menganggap social media adalah mainan, bukan nya tempat dimana
manusia di seluruh dunia saling berkomunikasi. ada masa dimana gue menganggap
apa yang ada di social media hanya mainan, termasuk orang-orang nya.
Pada saat itu, gue pikir "Apa bedanya Facebook sama
Game Online?" ya sebuah pemikiran yang wajar bagi seorang anak berusia 14
tahun, dan memang, pada saat itu pun, tidak banyak orang yang menggunakan
Facebook untuk bersosialisasi. khususnya, untuk anak-anak yang seumuran gue.
kebanyakan dari kita lebih sering memakai facebook untuk bermain game.
game-game kayak Farmville, Mafia Wars, dan tentu nya yang paling sering dimainkan
oleh semua orang saat itu adalah Texas Holdem Poker.
Atau juga kuis-kuis. yang kalau kita pikir-pikir lagi.
kuis-kuis itu nggak ada gunanya sama sekali sama kehidupan kita. Gue ingat pada
saat itu gue bangga banget bisa menang jadi Pasha Ungu di kuis yang berjudul
"Siapakah Vokalis Band Di Indonesia Yang Mirip Kamu?" pada saat itu,
gue bangga banget bisa dibilangin mirip Pasha Ungu. gue sampe ceritain itu ke
seluruh keluarga gue.
Tapi cerita panjang gue tentang masa-masa gue masih Alay
dulu masih panjang.
Mari kita mulai dari. Pertama kali gue mengenal social
media. Social Media yang pertama kali
gue kenal adalah Facebook. Gue rasa nggak ada lagi Social Media yang lebih
menggoda daripada Facebook pada saat itu. Hampir semua teman gue yang gue temui
semua nya menggunakan Facebook. Awalnya gue menentang anak-anak yang memainkan
Facebook, karena kenapa sih harus main Internet disaat loe masih bisa main-main
sama anak-anak yang lain, dan bisa main game “beneran” semacam kucing-kucingan, apalagi pada saat itu gue lagi
seneng-seneng nya main Bola. Hingga akhirnya gue menemukan bahwa tinggal gue
sendiri yang tidak punya Facebook, dan akhirnya tinggal gue sendirian yang main
bola. Dan itu membuat gue tergoda untuk bikin Facebook, bodo amat lah ideologi
gue.
Karena gue masih belum punya komputer sendiri, gue harus
minjem laptop bokap gue, pada saat itu.
Gue masih jarang menggunakan laptop apalagi Internet, saat itu. Gue masih
menganggap Internet adalah hal yang sangat tabu, menggunakan Internet gue
merasa seperti menyimpan satu kilogram sabu-sabu. Soalnya saat itu gue sangat
berusaha untuk menjadi anak yang baik, mendengar cerita temen-temen gue tentang
apa yang ada di Internet. Kebanyakan dari mereka ceritanya lebay banget. “Waktu itu gue liat di Internet, video cewek
nyedot lebah, lebah nya hitam gede banget!” bagi cowok yang sedang berusaha
untuk menjaga kesehatan dan kehormatan
moral nya kayak gue, ini sama ngeri nya kayak dengerin film horror tanpa
gambar.
Gue pinjam lah laptop bokap gue, dan bokap gue pun bertanya
kenapa gue minjem laptop nya, karena jarang-jarang, gue nyaris nggak pernah
minjem laptop nya dia. Akhirnya gue bilang karena gue mau bikin Facebook, dan
akhirnya dia mengijinkan. Karena keluarga gue itu unik, biasa nya, anak nya lah
yang lebih dulu pake social media. Tapi, kalo di keluarga gue. Orang tua gue
duluan yang bikin akun social media lebih dulu. Malahan, sebelum gue tau dari
temen-temen gue, gue udah tau Facebook dari orang tua gue.
Gue membuka Mozilla Firefox, dan langsung mengetik facebook.com.
tulisan “Welcome to Facebook” dengan warna biru dan biru cerah sebagai
background, membuat gue merasa seperti gue sedang berdiri dihadapan kantor atau
pabrik dari perusahaan sabu-sabu. Gue merasa seperti sedang mempersiapkan diri
untuk memasuki kelompok kriminal. Gue pun langsung memasuki alamat email gue,
nama lengkap gue, tanggal lahir gue. Karena pada saat itu gue belum berusia
lebih dari 18 tahun, akhirnya gue memalsukan tanggal lahir gue setua mungkin.
Sehingga gue memasukkan 16 November 1945 sebagai tanggal lahir gue, yang cukup
gila karena beberapa bulan setelahnya gue mulai ngechat-ngechat lucu sama
abg-abg yang sebenernya seumuran sama gue, tapi, karena di facebook gue tulis
umur nya segitu jadi gila. Orang akan mengira gue pedofil nggak tahu diri.
Sampai tahap ini, gue masih merasa biasa-biasa aja, karena
pada tahap ini masih belum ada beda nya dengan saat gue bikin email pertama
kali. Pada saat gue bikin email untuk pertama kali nya pun gue ngerasa kayak
baru aja menang piala dunia, gue cerita keseluruh kelurahan karena baru aja
bikin email.
Tapi ada satu tahap yang membuat gue merasa sangat tidak
nyaman. Yaitu tahap mengisi Profil. di tahap itu biasa nya kita mengisi profil
kita, seperti kerja dimana, sekolah dimana, kuliah dimana. Maka gue isilah gue
sekolah di SD Srinamanah, SMP 1 Cimahi. Karena gue belum lulus SMP gue mengisi
daftar selanjutnya begini.
Highschool: SMAN
yang seragam nya nggak putih abu-abu
College: Higher
Avengers never Assembling.
Working at: PT. Perserikatan Pemuda Anti Pak
Bowo.
Pak Bowo yang gue maksud bukan Prabowo, pada saat itu mana
peduli gue sama politik. Pak Bowo yang gue maksud dulu adalah Pak Bowo penjaga
masjid di komplek gue, setiap kali bulan Ramadan, gue dan temen-temen gue akan
berhadapan dengan dia. Dan jujur, itu tidak pernah menyenangkan, karena dia
tidak segan untuk melempar sendal ke kepala kita kalau kita membuat suara
berisik, atau kadang karena Pak Bowo betul-betul tidak suka akan keberadaan
anak tersebut, meskipun kadang alasan nya tidak pernah jelas. dan kalau sendal
itu punya orang lain lalu hilang saat dia melemparkan nya. Dia akan menuduh
salah satu dari kita sebagai pencuri nya dengan begitu psikopat nya.
Semua nya berjalan lancar hingga akhirnya gue sampai ditahap
dimana gue harus mengupload foto untuk gue jadikan Profile Picture. Itu mimpi
buruk buat gue karena pada saat itu gue sedang mengalami krisis kepercayaan
diri yang luar biasa. Setiap kali gue mengambil diri foto gue sendiri, lalu
saat gue melihat hasil nya, gue selalu merasa kalau gue sedang melihat sebuah
foto dari titit kerbau. Padahal yang biasa aja, cuman gue merasa seperti itu.
Apalagi pada saat itu, pose yang bagus adalah pose yang
kalau jaman sekarang dianggap haram. Seperti memanyunkan bibir seperti orang
yang baru saja mencium lebah, atau untuk laki-laki, pose yang dianggap bagus
adalah ketika loe memanjangkan poni rambut loe sampai kehidung atau sampai ke
selangkangan lalu mengambil foto nya dari angle yang sebisa mungkin sampai
tidak terlihat wajah nya sama sekali.
Kalau gue nggak dandan aja gue merasa seperti titit kerbau,
apalagi kalo gue harus bergaya seperti itu terus menjadikan nya profile picture
di internet dan membiarkan semua orang di seluruh dunia melihat nya. Kalo itu
kejadian gue akan menyesal seumur hidup gue. Akhirnya gue skip aja bagian itu,
dan akhirnya facebook gue tidak memiliki Profile Picture sama sekali.
Setelah semua bagian profil selesai gue isi semua nya. Gue
tinggal harus menkonfirmasi account Facebook gue, gue pun dikasih link yang
harus gue klik lewat email gue. Dan ini adalah nightmare gue selanjutnya,
sebenarnya menkonfirmasi account ini gampang nya minta ampun. Cuman karena
waktu itu gue goblok nya minta ampun. Konfirmasi link ini jadi susah nya minta
ampun. Ini berapa kali gue nulis “minta ampun”.
Jadi sebenernya gue cuman harus masuk ke inbox email gue,
lalu cari email yang dikirm Facebook, lalu membuka email itu. Dan disitu akan
ada link dari facebook yang harus nya gue klik aja selesai, terconfirm lah akun
facebook gue. Tapi, karena pada saat itu. Gue nggak tau kalo itu cuman harus
diklik aja, jadinya gue ketik lah link itu. Patut kalian tahu kalau link itu
nggak cuman facebook.com doang. Tapi, link itu terdiri dari ratusan kata, yang
kalo diliat secara kilas mata mirip seperti rumus-rumus science dari masa lalu.
Link itu berhasil membuat gue seperti seorang
scientist.
Yang kalo pun gue nggak tahu kalo itu cukup di klik aja
selesai, gue nggak perlu ngetik, gue tinggal perlu ngecopy link nya terus gue
paste dan semua nya selesai.
Tapi, ya pada saat itu gue polos dan goblok. Akhirnya gue
menghabiskan 1 jam lebih hanya untuk mengetik link itu.
Akhirnya, berhasil lah gue bikin facebook. Perasaan gue pun
campur aduk, antara bahagia dan sedih. sedih karena mungkin aja gue masuk
penjara gara-gara facebook—ya sepolos itu gue—. karena friend gue masih nol.
Dan begitupun gue dikehidupan nyata—iya, sengenes itulah gue—gue langsung
mengadd semua orang secara brutal. Semua orang yang muncul di suggested as
friend gue add semua jadi friend gue. Yang gue juga nggak ngerti itu siapa,
tapi yang jelas, gue cuman pengin seenggak nya friend gue di facebook nggak
nol-nol banget gitu. Biar kesan nya nggak kayak orang yang baru aja pulang dari
neraka gitu.
Malam itu juga, ada satu temen gue yang ngeadd gue di
Facebook. Gue pun langsung lompat-lompat bahagia seakan-akan lebaran datang 2
kali lebih cepat, dan makan ketupat.
Karena tahu sekarang ada orang yang bisa baca status gue,
gue langsung ngetik status pertama gue yang berbunyi kira-kira seperti ini.
“Mhn Muuph lhr btn.” Iya, itu gue ngetik Mohon Maaf Lahir Batin, itu bukan kode
yang dipake dajjal buat memerintahkan iblis-iblis bawahan nya.
Terus temen gue yang udah gue confirm jadi friend gue di
Facebook itu komentar dibawah nya.
Ferry Herdiana:
Hmpphh?
Mungkin kalian bingung itu artinya apa, tapi orang yang
pernah hidup dijaman itu mengerti kalau kombinasi huruf-huruf itu berarti “LOE
GIMANA SIH, LEBARAN KAN MASIH 6 BULAN LAGI, GOBLOK LOE!!”
Gue pun membalas komentar itu dengan.
Jazz Permana Sang
Penakluk: Naon ai maneh.
Itu adalah jawaban yang paling standard. Loe bisa bilang
kalo loe benci sama orang itu, tapi juga tidak terlalu ofensif.
Ferry Herdiana:
Teuing.
Dan begitulah akhirnya kisah hubungan gue dengan Ferry.
Nggak, kita berdua nggak musuhan, kita berdua masih temenan. Cuman dia udah
punya pacar tapi gue jomblo.
Gue langsung ketagihan main Facebook dari hari pertama,
setelah gue ngobrol sama Ferry gue pun tidak berhenti main facebook sama
sekali. Gue rasa, terbuat nya account facebook gue adalah salah satu perubahan
dari masa kecil menuju remaja yang paling bisa gue rasakan, saking istimewa
nya, gue sampai ingat betul semua yang gue lakukan dan rasakan di jam-jam
berikut.
Jam 2 pagi, gue baru
aja temenan sama salah satu cewek yang nggak gue kenal siapa dia tapi dia
cantik di facebook.
Jam 3 pagi gue lagi main Mafia Wars, yang gue juga nggak
ngerti gimana cara main nya, tapi ya gue seneng aja gitu liat tulisan
gerak-gerak nggak jelas, dan tentu nya juga ngirimin request dengan brutal ke
semua orang.
Jam 4 pagi, gue marathon ngepost status di Facebook dari
mulai. “Aq cakidh peyut.” Lalu di teruskan oleh “ Hahahahahaha” lalu
“Hehehehehe” lalu “Aq gila, hahahaha” yang gue lagi-lagi nggak ngerti kenapa
gue bisa kayak gitu.
Jam 5 pagi gue mainan kuis.
Jam 6 pagi, gue merasa ada yang aneh didalam perut gue, tapi
gue sadar kalo gue nggak pernah tidur sama cowok yang tidak menggunakan kondom.
jadi nggak mungkin keluar naga dari perut gue.
Jam 7 pagi, gue kecepirit.
Jam 8 pagi, gue bolak-balik kamar mandi karena gue mencret
karena kurang tidur dan masuk angin gara-gara main Facebook nggak tidur sama
sekali.
Setelah itu gue belajar kalau Facebook ternyata cukup berbahaya untuk lambung.
Setelah itu gue belajar kalau Facebook ternyata cukup berbahaya untuk lambung.
facebook latarnya biru disamain pabrik sabu-sabu. kocak gan. pengalaman omegle-an pake mIRC nggak ikut diceritain juga?
BalasHapusMakasih bro udah mau baca cerita ini. mungkin nanti di episode-episode selanjutnya gue bakal tulis cerita gue mainan mIRC, kalo omegle gue sendiri belom pernah mainin sih dijaman itu. by the way, thanks udah main bro..
BalasHapus